Jakarta - Ada beberapa kesalahan umum yang dilakukan pemegang polis
asuransi atas produk asuransi maupun unit link miliknya sehingga tidak
memberikan hasil yang maksimal. Beberapa kesalahan ini terlihat sepele, namun
bisa berbahaya jika dibiarkan.
Perencana Keuangan Aidil Akbar Madjid mengatakan, salah satu
kesalahan yang paling sering adalah menempatkan anak sebagai ahli waris di
berbagai jenis produk asuransi.
"Padahal anak itu belum tentu sudah cakap hukum jadi
tidak bisa jadi ahli waris. Yang bisa itu si anak minimal umur 21 tahun atau
sudah menikah. Kalau pemegang polisnya meninggal sebelum anak bisa jadi ahli
waris maka bisa repot," katanya dalam peluncuran buku Unitlink Shocking di
Jakarta, Sabtu (1/10/2011).
Kesalahan lain yang juga sering terjadi ketika membeli produk
asuransi adalah mengasuransikan anak pada asuransi pendidikan. Menurutnya,
orang tua memasang asuransi tersebut pada anaknya, sehingga jika anaknya
meninggal maka asuransi untuk pendidikannya baru cair.
"Kalau begitu uangnya untuk siapa? Anaknya meninggal
dulu baru uangnya keluar. Seharusnya si orang tua yang dipasang asuransi
pendidikan, sehingga kalau ayahnya meninggal, anaknya bisa terus sekolah,"
jelasnya.
Menurutnya, kesalahan seperti ini terjadi lebih dari 70%
asuransi pendidikan di Indonesia. Sementara kesalahan yang ketiga adalah
memilih uang pertanggungan yang kecil karena premi per bulannnya mahal.
Hal ini, kata Aidil, banyak terjadi di unitlink. Karena
asuransi jenis ini memiliki premi bulanan yang sangat tinggi tapi rata-rata
hasilnya kecil.
"Rata-rata orang itu butuh uang hasil perlindungan
asuransi sekitar Rp 1,5-4 miliar. Tapi kalau unit link tidak besar, paling
hanya Rp 50-200 juta, tapi ada beberapa yang sampai Rp 400 juta," katanya.
Dalam bukunya yang baru saja terbit dijelaskan bahwa jenis
asuransi unitlink tidak bisa memberikan proteksi dan hasil investasi yang
maksimal dibandingkan jenis asuransi yang biasa.
Ia menambahkan, asuransi unitlink sendiri bukan produk yang
buruk, hanya saja kondisi di Indonesia tidak memungkinkan untuk memaksimalkan
asuransi tersebut kepada masyarakat umum.
Lalu, bagaimana kalau kita sudah terlanjur memiliki asuransi
unitlink? Menurut Aidil, jika belum setahun lebih baik dihentikan saja.
"Memang premi di tahun pertama hilang, tapi kalau
diterusin justru lebih banyak lagi yang hilang. Tapi kalau sudah lewat satu
tahun, makin banyak potensi kerugiannya. Lebih baik cermati kondisi kesehatan
diri apakah masih perlu pakai unitlink atau lebih baik di-cancel saja,"
ujarnya
Intinya sebelum memulai untuk asuransi kita harus cermat
dalam memahami jenis asuransi dan cermat menilai keadaan atau kondisi kita dan
keluarga, sehingga apa yang kita Asuransikan akan memberi manfaat yang
maksimal.
No comments:
Post a Comment