PENGENDALIAN INTERN
(INTERNAL CONTROL)
1. Pengertian Pengendalian intern
Pada tahun 2001, IAI memberikan definisi “Pengendalian
intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
a) keandalan laporan keuangan
b) efektivitas dan efisiensi operasi
Pengendalian
intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini:
1. lingkungan pengendalian, menetapkan
corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian mencakup hal – hal sbb:
a. integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. partispasi dewan komisaris
d. struktur organisasi
e. pemberian wewenang dan tanggung jawab
f, kebijakan dan praktek sumber daya manusia
2. Penaksiran resikoadalah identifikasi
entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya dan
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Resiko
dapat timbul dan berubah karena keadaan berikut ini:
a)
perubahan
dalam lingkungan operasi
b)
Personel
baru
c)
sistem
informasi yang baru atau yang diperbaiki
d)
teknologi
baru
e)
lini
produk, produk atau aktivitas baru
f)
restrukturisasi
korporasi
g)
operasi
luar negeri
h)
standar
akuntansi baru
3. Aktivitas pengendalian adalah
kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen
dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit
dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal –
hal berikut ini:
a)
Review
terhadap kinerja
b)
Pengolahan
informasi
c)
Pengendalian
fisik
d)
Pemisahan
tugas
4. Informasi dan komunikasiadalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk
dan waktu yang memungkinkan orang melakasanakan tanggung jawab mereka. Auditor
harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan
dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
a)
Golongan
transaski dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan.
b)
Bagaimana
transaksi tersebut dimulai
c)
catatan
akuntansi, informasi pendukung dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang
tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d)
Pengolahan
akuntansi yang cukup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukan
kedalam laporan keuangan.
5. Pemantauan, adalah proses yang
menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.Dan penilaian
efektifitas rancangan operasi SPI secara priodik dan terus menerus oleh
manajemen untuk melihat apakah manajemen telah dilaksanakan dengan semestinya
dan telah diperbaiki sesuai dengan keaadaan.
2.
Hubungan
pengendalian intern dengan ruang lingkup (scope) pemeriksaan
Yaitu Auditor meyimpulkan apabila
pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope
pemeriksaannya pada melakukan substantive test.
Pengendalain intern memberikan
pengaruh terhadap:
a)
keamanan
harta perusahaan
b)
dapat
dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
c)
lama
atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
d)
Tinggi
rendahnya audit fee
e)
Jenis
opini yang akan diberikan akuntan.
3. Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan public, yaitu:
1) Internal
control questionnaires
Pertanyaan- pertanyaan yang disusun
dengan baik, dengan ketentuan Sbb:
a)
Jawaban
Ya akan menunjukan ciri internal control yang baik.
b)
Tidak
akan menunjukan cirri internal control yang lemah
c)
Tidak
relevan, berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk perusahaan tersebut.
2) Flow chart
(bagan arus)Flow chart
menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur disuatu unit usaha.
3) Narrative,
dalam hal ini auditor menceritakan
dalam bentuk memo, sistem dan prosedur akuntansi yang berlaku diperusahaan.
Keterbatasan pengendalian intern
entitas, disebabkan oleh faktor:
a)
Pertimbangan
manusia
b)
Biaya
pengendalian intern
TEST TRANSAKSI
Tes Transakasi terdiri dari :
1. Compliance Test
Test ini digunakan untuk membuktikan
efektif tidaknya pengendalian intern disuatu perusahaan, dan dapat diatasi
dengan “Compensating Control”.
Dalam
melaksanakan compliance test hal- hal yang perlu diperhatikan:
- kelengkapan
bukti pendukung (supporting document)
- kebenaran
perhitungan mathematis
- otorisasi
dari pejabat yang berwenang
- kebenaran
nomor perkiraan yang didebet/dikredit
- kebenaran
posting kebuku besar dan sub buku besar.
2. Subtantive Test
Test ini digunakan untuk membuktikan
kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi. Prosedur pemeriksaan yang
dilakukan dalam subtantif test antara lain:
a. Inventarisasi aktiva tetap
- Observasi
atas stock opname
- Komfirmasi
piutang, utang dan bank
- Kas
opname
- Pemeriksaan rekonsiliasi bank dan lain-lain.
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
(Audit Working Papers)
1. Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas kerja pemeriksaan adalah
semua berkas – berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan
pemeriksaan, yang berasal dari:
a.
Berkas yang berasal dari klien, misalnya:
a)
Neraca
saldo (Trial balance)
b)
Rekonsiliasi
Bank (Bank Reconciliation)
c)
Analisa
umur piutang (Accounts Receivable Aging Schedule)
d)
Rincian
persediaan (Final Inventory List)
e)
Rincian
Utang
f)
Rincian
Beban Umum dan Administrasi
g)
Rincian
Beban Penjualan
h)
Surat
pernyataan langganan
b.
Analisis yang dibuat Auditor, misalnya:
a)
Berita
Acara Kas Opname ( Cash Count Sheet)
b)
Pemahaman
dan Evaluasi Internal Control
c)
Analisa
Penarikan Aktiva Tetap
d)
Analisa
Mengenai cukup tidaknya Allowance for bad debts
e)
Working
Balance Sheets (WBS)
f)
Working
Profit and Loss (WPL)
g)
Top
Shcedule
h)
Supporting
Schedule
i)
Konsep
Laporan Audit ( Konsep Audit Report
j)
Management
Letter
c. Berkas
yang diperoleh dari pihak ketiga, misalnya:Jawaban konfirmasi:
a) Piutang
b) Utang
c) Dari Bank
d) Dari Penasehat hukum perusahaan
2.
Tujuan
Kertas Kerja Pemeriksaan
a. Mendukung opini auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan
b. Sebagai bukti bahwa auditor telah
melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.
c. Sebagai Referensi dalam hal ada
pertanyaan dari:
a) Pihak Pajak
b) Pihak Bank
c) Pihak Klien
d. Sebagai salah satu dasar penilaian
asisten (seluruh Tim Audit) sehingga dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan
asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.
e. Sebagai pegangan untuk audit tahun
berikutnya.
3. Kertas kerja dikelompokan dalam :
a. Current
File (Berkas tahun berjalan), berisi
kertas kerja mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan,misalnya:
a) Neraca saldo
b) Berita acara kas opname
c) Rekonsiliasi Bank
d) Rincian Piutang
e) Rincian persediaan
f) Rincian Utang
g) Rincian Biaya, dan lain-lain
b. Permanent
File(Berkas permanent), berisi kertas
kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, misalnya:
a) Akte pendirian
b) Buku Pedoman akuntansi ( Accounting
manual)
c) Kontrak-kontrak
d) Notulen Rapat
c. Correspondence
File(Berkas surat menyurat), Berisi
korespondensi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile dan lain-lain.
4. Kriteria untuk pembuatan kertas
kerja pemeriksaan yang baik, terdiri dari:
a. Kertas kerja pemeriksaan harus
mempunyai tujuan
b. Harus dicegah menulis kembali kertas
kerja pemeriksaan sebab banyak kerugiannya.
c. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus
dijelaskan prosedur audit apa yang dilakukan dengan menggunakanaudit tick mark.
d. Kertas kerja pemeriksaan harus di
index/cross index
e. Kertas kerja harus diparaf oleh
orang yang membuat dan mereview working papers sehingga dapat diketahui siapa
yang bertanggung jawab.
5. Pemilikan dan Penyimpanan Kertas
Kerja Pemeriksaan
a. Kertas kerja pemeriksaan adalah
milik akuntan public. Hak auditor sebagai pemilik kertas kerja pemeriksaan
terikat pada batasan-batasan moral yang dibuat untuk mencegah
kebocoran-kebocoran yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan (confidentiality)
data klien.
b. Akuntan publik harus mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja pemeriksaan dan
menyimpan kertas kerja tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
(minimal lima tahun).
Penerimaan
Perikatan Dan Perencanaan Audit (Audit Plan)
1. Audit Plan (Perencanaan
Pemeriksaan), Standar
Pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut:“Pekerjaan harus
direncanakan sebaik – baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya”.
Dalam
perencanaan audit, Auditor harus mempertimbangkan, antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis
satuan usaha tersebut dan industri dimasa satuan usaha tersebut beroperasi
didalamnya.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi
satuan usaha tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh satuan
usaha terserbut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan
organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Penetapan tingkat resiko
pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat
materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos Laporan keuangan yang mungkin
memerlukan penyesuaian.
g. Kondisi yang mungkin memerlukan
perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti resiko kekeliruan dan
ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak – pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
Catatan
: Agar dapat membuat perencanaan audit sebaik –baiknya, auditor harus memahami
bisnis klien dengan sebaik – baiknya (understanding client business),
termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur
permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dll.
Auditor
harus menyusun audit plan, segera setelah engagement letter disetujui oleh
klien. Adapun isi dari audit Plan mencakup:
1. Hal – hal mengenai Klien
a. Bidang Usaha klien, Alamat, Nomor
telepon, facsimile. Dll
b. Status hukum perusahaan (berdasarkan
akte pendirian)nama pemilik, permodalan.
c. Accounting Policy ( Kebijakan
Akuntansi)
a) Buku – buku yang digunakan:
-
Buku
penjualan
-
Buku
pembelian
-
Buku
kas/bank
-
Buku
memorial
b) Metode pembukuan:
-
Manual
-
Komputer
-
Mesin
pembukuan
d. Neraca Komperative dan perbandingan penjualan,
laporan laba rugi tahun lalu dan sekarang.
e. Client Contact.Yaitu mengenai nama
dari orang – orang yang akan sering dihubungi auditor.
a) Presiden direktur
b) Controller, chief Accountant
f. Accounting, auditing dan Tax
Problem.
a) Accounting Problem, misalnya:
-
perubahan
metode pencatatan dari manual ke computer
-
Revaluasi
fixed asset.
-
Perubahan
metode atau tariff penyusutan
b) Auditing problem, misalnya:
-
hasil
konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan
-
perubahan
accounting policy
c) Tax Problem, misalnya
-
masalah
restitusi, kekurangan penyetoran
-
adanya
2 pembukuan didalam perusahaan
2.
Hal – hal yang mempengaruhi klien
bisa didapat dari majalah – majalah
ekonomi atau surat kabar, antara lain : Business News, ekonomi keuangan
Indonesia.
Contoh: adanya peraturan – peraturan
baru yang dapat mempengaruhi klien.
3.
Rencana Kerja Auditor
a. Staffing
a)
nama
patner
b)
nama
manager
c)
nama
suvervisor
d)
nama
senior
e)
nama
asisten
b. Waktu pemeriksaan
a)
waktu
dimulainya suatu pemeriksaan
b)
beberapa
lama waktu pemeriksaan
c)
Dead
line, dalam arti laporan pemeriksaan:
-
selesai
kapan?
-
dikirim
kemana dan waktu sampainya kapan
-
kepada
siapa report itu dikirim
d)
Budget,
baik dalam jumlah kerja maupun biaya pemeriksaan.
Langkah-langkah dalam menyusun
tujuan Audit untuk mengetahui :
1. Laporan Keuangan
Tanggung jawab Manajemen adalah
menentukan kebijakan yang sehat, menjalankan struktur pengendalian intern yang
baik, dan mencantumkan angka-angka yang dapat dipertanggung jawabkan dalam
laporan keuangan.seperti, neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan
laporan arus kas.
2. Siklus Laporan Keuangan
Karena perkiraan selalu
berhubungan dengan perkiraan lainnya maka untuk memudahkan pemeriksaan perlu
diketahui siklus laporan keuangan perusahaan yang diperiksa.Misalnya untuk
memeriksa Perkiraan penjualan, retur penjualan, saldo piutang, serta kas
sebaiknya digabung karena perkiraan tersebut merupakan bagian dari siklus
penjualan dan penagihan.
3. Pernyataan (Asersi) manajemen
mengenai Komponen-komponen Laporan Keuangan
Bagaimana manajemen memberikan
pernyataan terhadap laporan keuangan yang merupakan tanggung jawabnya. (Terkait
dengan cara mencatat dan mengungkapkan laporan keuangan yang disesuaikan dengan
standar akuntansi keuangan).
Pernyataan Manajemen secara umum ada 5 yaitu :
a.
Keberadaan / Eksistensi / Keterjadian
/ Occurrence
Aktiva,
Hutang & Modal yang tercantum dalam Neraca benar-benar ada sampai dengan
periode tersebut.Dan
Penjualan dalam Lap. Laba-Rugi
menujukkan telah adanya pertukaran
barang/jasa pada periode tersebut.
b.
Kelengkapan
Semua transaksi dalam periode
yang bersangkutan telah dicatat.
c.
Hak dan Kewajiban
Nilai
akhiva dalam Neraca adalah kekayaan yang benar-benar hak perusahaan s/d periode
tersebut.Sedangkan Hutang & Modal adalah Kewajiban perusahaan s/d
periode tersebut.
d.
Penilaian dan Alokasi
Aktiva,
Hutang, Modal , Pendapatan , dan Biaya telah dimasukkan dalam Lap. Keuangan
dengan angka-angka yang sesuai (perhitungan benar).
e.
Penyajian dan pengungkapan
Komponen-komponen
dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan
dengan benar.Seperti, komputer dimasukkan ke dalam Aktiva tetap karena umurnya
ekonomisnya lebih dari satu tahun.
TUJUAN SPESIFIK ATAS
KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (Contoh : Persediaan Barang &
dihubungkan dengan asersi manajemen)
ASERSI MANAJEMEN
|
TUJUAN UMUM AUDIT
|
TUJUAN SPESIFIK AUDIT YANG
DITERAPKAN PADA
PERSEDIAAN BARANG
|
ü Keberadaan/ eksistensi
ü Kelengkapan
ü Hak dan kewajiban
ü Penilaian atau alokasi
ü Penyajian dan pengungkapan
|
Keabsahan
Kelengkapan
Kepemilikan
Penilaian
Alokasi
Pisah batas
Akurasi mekanis
Penyajian dan Pengungkapan
|
Semua persediaan yang dicatat
memang terdapat pada tanggal neraca.
Semua persediaan yang ada telah
dihitung dan dicantumkan dalam ikhtisar persedian.
Perusahaan berhak atas semua
persediaan yang tercantum.
Persediaan berhak digunakan
sebagai jaminan
Jumlah persediaan sesuai dengan
setiap rincian barang-barang yang secara fisik ada di tangan.
Harga yang digunakan untuk menilai
persediaan sudah wajar.
Perhitungan harga dikalikan jumlah
sudah benar dan rincian ditambahkan secara benar.
Persediaan telah diturunkan
nilainya di mana ada pengurangan nilai bersih yang direalisasikan.
Pos-pos persediaan telah
diklasifikasikan dengan pantas menurut bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi.
Pisah batas pembelian pada akhir
tahun memang tepat.
Pisah batas penjualan pada akhir
tahun adalah tepat.
Total persediaan sesuai dengan
buku besar.
Katagori utama persediaan dan basis penilaian telah
diungkapkan.
Persediaan yang digadaikan atau
diserahkan telah diungkapkan.
Persediaan telah digolongkan
dengan benar.
|
Tujuan
Audit dapat dicapai, jika :
1. Pada saat auditor memutuskan tujuan
spesifik audit untuk setiap komponen laporan keuangan, proses pengumpulan bahan
bukti dapat dimulai.
2.
Proses audit adalah metodologi penyelenggaraan
audit yang jelas untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti
pendukung yang kompeten.
5. Ikatan
Akuntan Indonesia, Standar Auditing per
1 januari 2001
3 comments:
Terima kasih atas informasinya, saya semakin paham mengenai definisi pengendalian internal
Sebelumnya terima kasih atas penjelasannya, yang ingin saya tanyakan adalah apakah internal audit memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengendalian internal suatu organisasi
Post a Comment